1. Syahbaroh.
2. Lahbaroh.
3. Nahbaroh.
4. Handaroh.
5. lafut'.
Zaid menjawab, ya Rasululloh, saya tidak mengerti apa yang tuan katakan'. Nabi SAW
menjelaskan,: "Syahbaroh", merupakan wanita yang bermata biru. Dan adapun "Lahbaroh", adalah
wanita yang tinggi lagi sangat kurus. Dan adapun "Nahbaroh", adalah wanita tua yang senang
membelakangi suaminya (ketika tidur). adapun "Handaroh" adalah wanita yang cebol lagi tercela.
Adapun "Lafut'" adalah wanita yang melahirkan anak dari laki laki selain kamu (janda punya
anak).*
Sorang laki laki datang menemui Rasululloh Saw dan berkata, "ya Rasululloh, aku menemukan
seorang wanita yang baik lagi cantik, tetapi dia mandul, apakah aku boleh menikahinya?' Nabi
saw menjawab, 'jangan'.* Kemudian di datang lagi kepada Rasululloh untuk kedua kalinya. Nabi
Saw. pun tetap melarang menikahi wanita tersebut, dan beliau bersabda, 'Nikahlah kalian
dengan wanita yang selalu menyenangkan hati dan banyak memberikan anak. Karena
sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian."
Dan bersabda Rasulullah saw: "Nikahilah putra putri kalian.' ditanyakan, 'ya Rasululloh, ini putra
putra kami yang telah kami nikahkan, lantas bagai mana dengan putri putri kami?' Nabi Saw.
bersabda. 'hiasilah mereka dengan emas dan perak, baguskanlah pakaian mereka, dan berilah
mereka dengan pemberian yang baik baik, agar para pemuda mencintai mereka."
Dan berkata muaz bin jabal Ra: "Sholat orang yang sudah menikah lebih utama dari 40 sholat
orang yang belum menikah". Dan berkata Abdullah bin Abas Ra: "Menikahlah kalian !. Karena
sehari bagi orang yang sudah menikah lebih utama dari pada ibadah 1000 tahun". Beliau juga
berkata kepada para buangan : "Menikahlah kalian !. Bahwa sebaik baiknya umat ini (Umat Nabi
Muhammad Saw) ialah umat yang paling banyak wanitanya".
Sahabat Ibnu Mas'ud dalam keadaan sakit tipes berkata: "Nikahkanlah aku ! Karena
sesungguhnya aku tidak senang jika aku menghadap Alloh Swt (meninggal) dalam keadaan
membujang". Dan bertanya Sofyan Assauri kepada seorang laki laki, "Apakah kamu sudah
menikah?' Laki laki itu menjawab, 'Belum'. Beliau berkata, ' Aku tidak tahu apakah kau termasuk
orang yang sehat(normal) atau tidak."
Diriwayatkan, bahwa ada seorang ahli ibadah yang selalu berbuat baik kepada istrinya dan
menunikan kewajiba kewajibannya sebagai seorang suami. hal ini berlangsung sampai istrinya
wafat, suatu hari ia ditawari untuk menikah maka iapun menolak dan berkata: "Hidup sendiri lebih
menenangkan hatiku dan bisa lebih fokus menggapai cita citaku". Dan ia berkata setelah satu
minggu istrinya meninggal: "Adalah seolah olah pintu langit terbuka dan turunlah beberapa orang
laki laki berjalan jalan di angkasa berbaris baris beriringan, yang satu dibelakang yang lain. Ketika
ada salah seorang yang turun menghampiri saya, maka disusul dari belakangnya oleh yang lain,
kemudian ia berkata kepada orang yang ada dibelakangnya, 'inilah orang yang tercela itu'. Yang
lain menjawab, 'Ya, benar'. Yang ketiga juga menjawab seperti itu. Yang keempat juga
menjawab, "Ya, benar apa yang kamu katakan'. Maka saya merasa takut dan tak berani bertanya
kepada mereka, sehingga saya bertemu dengan yang lain lagi (dia adalah anak muda belia),
sehingga saya berani bertanya. saya bertanya, 'Hai pemuda, siapakah orang yang dikatakan
sangat tercela, yang di isyaratkan oleh mereka itu?' Pemuda itupun menjawab, 'anda sendiri'.
saya penasaran dan bertannya lagi, 'kenapa begitu?' pemuda itu menjawab, 'kami diperintahkan
untuk mengangkat amal tuan bersama amal para pejuang yang menegakkan agama Alloh Swt
(syahid). dan setelah lewat seminggu ini, kami diperintahkan untuk melepas dan meletakkan
amal tuan bersama amal amal orang orang yang masih tertingal. dan saya tidak tahu apa yang
baru anda perbuat'. Setelah itu (keesokan harinya) ahli ibadah itu berkata kepada teman
temannya" "Nikahkanlah aku !!. Maka setelah itu ia tidak lepas dari layanaan dua atau tiga orang
istri.
(Peringatan) Imam Qurtubi di dalam kitab nikah, yang merupakan syarah dari kitab nikah
karangan Iman muslim, berkata, "Keterangan yang menunjukkan tentang keutamaan nikah
terdapat dalam beberapa hadis. ini merupakan salah satu dari dua pendapat. Pendapat tersebut
disampaikan pada masa dimana masih banyak wanita yang mampu membantu suaminya
dalam masalah agama dan dunia, serta mampu mencurahkan kasih sayangnya kepada anak
anak".
Adapun pada masa sekarang, maka sudah sepantasnya kita berlindung kepada Alloh Swt, dari
semua godaan syaitan dan wanita. demi Alloh, yang tidak ada tuhan yang patut disembah
kecuali Dia, sesungguhnya sekarang ini membujang dan menyendiri (sebatang kara) telah halal,
bahkan sudah nyata sekali alasan untuk lari dari wanita. tiada daya dan kekuatan untuk taat
kepada Alloh swt, kecuali atas pertolongannya.
Di dalam kitab 'Awarifi ma'arif" karangan AsSahrawardi,
terdapat keterangan atas kehalalan
membujang (menyendiri), yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud Ra. bawa
Rasululloh Saw bersabda: "Sungguh akan datang suatu masa, dimana orang tidak akan dapat
menyelamatkan agamanya, kecuali orang orang yang berpindah dari satu desa ke desa yang
lain, dari satu gunung ke gunung yang lain, sebagai mana serigala yan lari dari incaran musuh.
Para sahabat bertanya, 'Kapan masa itu akan tiba, ya Rasululloh?' Beliau menjawab (Dengan
sabdaya), "Tatkala kebutuhan hidup tidak bisa diperoleh kecuali dengan berma'siat kepada Alloh
Swt. Apabila situasi sudah demikian, maka membujang halal". Para Sahabat bertanya, 'Kenapa
begitu?' Nabi saw menawab, "Sesungguhnya apabila keadaan dunia sudah demikian, maka
kehancuran seseorang ada ditanggan orang tuanya, jjika kedua orang tuanya telah tiada, maka
kehancuran ada ditangan istri dan anak anaknya, apabila istri dan anak anaknya telah tiada,
maka kehancuran ada ditangan familinya'. Para sahabat bertanya lagi, "Kenapa teradi seperti itu,
ya rasululloh?' Rasululloh menjawab, "banyak oarang yang menghinanya lantaran mata
pencariannya yang sempit, kemudian memaksa dirinya untuk melakukan sesuatu diluar batas
kemampuannya, sehinga ia terjerumus kelembah kehancuran."
Di dalam kitab yan sama juga disebutkan dalam sebuah hadis: "Akan datang ada manusia
suatu zaman, dimana kehancuran seseorang ada ditangan istri, kedua orang tua, dan anak
anaknya. hal itu terjadi karena berbagai hinaan orang kepadanya atas kemiskinannya,
kemudian mereka memaksanya untuk melakukan sesuatu diluar batas kemampuannya,
hingga dia memasuki tempat tempat yang didalamnya dia rela melepas agamanya, maka
hancurlah dia".
Belum ada tanggapan untuk "Cara Memilih Istri Yang Benar"
Post a Comment