Anda merupakan wirausahawan? Menggunakan internet untuk suatu
hal yang positif tentu akan memberi dampak positif pula pada diri masing
masing. Di samping maraknya “jual diri online” kini mereka rupanya telah lama
sukses menjajakan dagangan. Cerita ini merupakan revolusi marketing yang layak
memotifasi anda.
Akan sulit dinalar ketika semua orang
mengatakan setiap nama adalah do’a, maka akan lain jadinya untuk kali ini. Ali,
merupakan seorang pemilik bisnis kuliner menamai makanan yang ia jajakan begitu
unik dengan sebutan “Makaroni Ngehe”, unik bukan?. Ngehe sendiri justru
merupakan suatu kata umpatan . Namun siapa sangka nama yang unik tersebut bisa
menjadi strategi pemasaran yang ampuh untuk menggait konsumen, sehingga mereka
yang tidak pernah makan akan berpikir “apasih itu Ngehe?”. Suatu strategi yang
merupakan Word of Mouth (WOM) ini ternyata sukses menjadikan suatu hal yang
biasa (macaroni) memiliki daya tarik tersendiri contoh lain dari WOM adalah
Kripik Singkong Maicih. Dilansir dari viva.co.id, kata Ngehe tersebut sukses
memancing rasa penasaran dan membuat mereka memfoto papan nama toko. Lambat
laun orang pun merasa penasaran mencoba mencicipi macaroni biatan brand ini.
Makaroni Ngehe juga tidak kalah
tenarnya di kalangan pemuda, kenapa? Karena Makaroni ngehe sendiri telah
merambah kesuksesannya lewat online marketing. Dengan akun twitter mauppun
instagram @ngehe_id , Ngehe berhasil membangun brand awareness di tengah
maraknya demam media social remaja.
Strategi yang sama pun tengah sukses
ditekuni Kripik Singkong Maicih, di mana produsen makanan ringan ini tenar
lewat strategi internet marketing yang ia terapkan lewan akun twitternya. Kripik
bermacam varian rasa ini pun sekarang tengah mendirikan stand di berbagai kota
besar di Indonesia.
Suwe Ora Jamu
Gerai yang ditaksir mempunyai omzet Rp.50
juta ini juga merupakan penggiat internet marketing. Jika hanya mengandalkan
lapak di pinggiran jalan, tentu penjualan tak akan semelejit ini. Kenapa tidak?
Akses menuju kedai yang ternilai sulit, tidak berada di pinggir jalan, bahkan mobil
saja tidak dapat masuk gang tersebut. Alhasil kemudian Nova dan Uwi memanfaatkan
fitur Google Bisnisku. Dengan fitur Google bisnisku, Suwe Ora Jamu bisa eksis
dan ditemukan konsumen lewat media internet, dari mulai tempat, jam buka, nomor
telfon bahkan hingga peta penunjuk arah agar konsumen bisa dengan mudah mencpai
lokasi gerai. Untuk layanan konsumen juga disupport oleh Nova melalui media
Twitter dan IG @suweorajamu28.
Memang, niat sedari awal Nova dan Uwi
mempunyai tekad untuk memperkenalkan jamu pada seluruh rakyat Indonesia. Ini
merupakan kisah sukses yang inovatif dengan konsep penjual jamu bernuansa gerai
vintage. Tak heran jika banyak pengunjung di kedai yang umumnya diladeni oleh
si Mbok.
Kini giliran anda mencoba suatu hal
unik, apakah anda mulai berwira usaha dengan strategi marketing WOM atau
Menavigasi gerai lewat Google bisnisku? Pilihan yang tepat adalah suatu usaha
akan lebih istimewa dan ramai pengunjung dengan cara penjualan yang jujur di
samping ke dua konsep tersebut. Mereka yang sukses bukanlah yang hanya berdiam diri menanti pelanggan, namun menghampiri rejeki, dan itu semua bukan otomatis, melainkan butuh aksimu sekarang. Silahkan berkomentar :)
Wow hanya dg memaksimalkan medsos bs dpet omset puluhan jutah..
ReplyDeleteIya mbak inda, umumnya mereka luwes melakukan pendekatan pasar :)
Delete